MAKALAH
TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
“KESELAMATAN
PESAWAT UAP DAN BEJANA DENGAN BAHAYA PELEDAKAN”
Disusun
Oleh:
Nama / NPM : 1. Angga Saputra / 30410803
2. Febika Wahyu / 32410673
3. Habiburrohman / 33410069
4. Halilintar Hakim / 33410095
5. Hendra Wahyudi / 39410809
6. Nugroho /
35410099
7. Varina Larasati / 39410345
Kelompok : 4 ( Empat )
Kelas : 3 ID-05
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2013
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum.
Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang atas berkah dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Teknik Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang berjudul Keselamatan Pesawat Uap dan Bejana dengan Bahaya
Peledakan. Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada teman-teman kami 3ID05
yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, kami terus
mengharapkan bimbingan dari dosen mata kuliah Teknik Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Harapan kami, semoga makalah ini dapat berguna bagi
para pembacanya. Akhirnya kata kami ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum
Wr.Wb
Bekasi, 13 April 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Ketel atau pesawat uap dan bejana tekan
merupakan peralatan yang mempunya resiko sangat tinggi, apabila tidak dilakukan
pemeliharaan dan pemeriksaan secara teratur sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku. Pemerintah telah menetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja terhadap pengunaan ketel uap dan pesawat uap serta bejana
tekan. Oleh sebab itu perusahaan harus mentaati
peraturan atau persyaratan
yang sudah ditetapkan dan memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
penggunaan ketel uap dan bejana tekan tersebut. Dengan ditetapkan dan
dilaksanakannya peraturan K3 dalam perusahaan diharapkan dapat mengurangi
resiko kecelakaan yang akan terjadi.
BAB II
PENGAWASAN K3
PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN
2.1 Pengenalan
Ketel Uap
Ketel uap adalah pesawat yang
digunakan untuk memanaskan air menjadi uap.
Peralatan pesawat penguapan ialah suatu alat yang dihubungkan pada
pesawat uap. Sumber-sumber bahaya dan akibatnya dari ketel uap
terdapat beberapa jenis yaitu:
1.
Mamometer tidak berfungsi dengan baik akan
mengakibatkan ledakan.
2.
Safety valve tidak berfungsi mengakibatkan
tertahannya tekanan
3.
Gelas duga tidak berfungsi mengakibatkan jumlah
air tidak terkontrol.
4.
Air pengisi ketel tidak berfungsi mengakibatkan
pembengkaan bejana
5.
Boiler tidak dilakukan blow down dapat
menimbulkan scall
6.
Terjadi
pemanasan lebih Karena kekelebihan produksi uap.
7.
Tidak berfungsinga pompa air pengisi ketel.
8.
Karena
perubahan tidak sempurna.
9.
Karena
boilernya sudah tua sehingga sudah tidak memenuhi syarat.
2.2 Pengetahuan
Teknis Praktis Bejana Tekan
Bejana tekan adalah
sesuatu utuk menabung fluida yang bertekanan.
Termasuk bejana tekan adalah bejana penampung, bejana pengangku, botol
baja, pesawat pendingin, reactor Alat perlengkapan dan alat pengaman dari
bejana tekan terdiri dari beberapa perlengkapan yaitu:
1. Alat perlengkapan adalah semua perlengkapan
yang dipasang pada bejana tekan sesuau maksud dan tujuan.
2. Alat pengaman adalah suatu peralatan tang
dapat digunakan bila tekanan dalam bejana melebihi batas maksimum yang
dibutuhkan.
3. Plat nama adalah identitas lengkap yang
berkaitan dengan bejana dan ditempel pada dinding bejana.
Menurut
sifatnya gas dapat dikelompokan menjadi dua kategori. Beikut ini adalah
pengelompokannya:
1. Gas yang dapat mengurangi kadar zat asam
adalah suatu gas yang dapat bereaksi kimiawi dengan bahan bakar lain.
2.
Gas mudah terbakar adalah gas yang mudah bereaksi
dengan oksigen dan menimbulkan kebakaran
Dalam
proses in harus diketahui terlebih dahulu tekanan yang di butuhkan guna
memperhitungkan ktebalan bejana termasuk di dalamnya ketebalan karena korosi,
serta temperature suhu yang dibutuhkan guna mempertahankan pada dinding bejana
selama bejana dioperasionalkan. Pemilihan bahan kontruksi terutama ditujukan untuk keperluan
keselamatan kerja serta mendapatkan biaya yang murah dengan tidak terlepas dari
pengaruh zat kimia. Bejana tekan dibedakan menurut bentuk badan (stell), maupun
bentuk front (tutup) atau headnya. Sedangkan kedudukannya dibedakan menurut
sumbu atau garis sentralnya.
2.3 Sumber
Bahaya dan Akibat yang dapat Ditimbulkan oleh Bejana Tekan
1. Kebakaran. Gas
yang mudah terbakar yang dikemas dalam bejana tekan, bila tercampur dengan
udara serta sumber panas dapat menimbulkan kebakaran atau ledakan.
2. Keracunan dan
iritasi. Beberapa jenis gas tertentu mempunyai sifat-sifat beracun yang sangat
membahayakan bagi makluk hidup karena dapat meracuni darah dalam tubuh melalui
sistem pernapasan maupun jaringan tubuh lainya.
3. Pernapasan
tercekik (Aspisia). Sejumlah gas tertentu yang tampaknya tidak berbahaya karena
tidak beracun dan tidak dapat terbakar. tetapi dapat mengakibatkan kematian
apabila gas tersebut telah memenuhi ruangan tertutup sehingga oksigen dalam
ruangan tersebut tidak cukup lagi memenuhi kebutuhan pernapasan.
4. Peledakan. Semua
jenis gas betekanan yang tersimpan di dalam botol baja maupun tangki gas
mempunyai bahaya meledak karena ketidakmampuan kemasan dalam menahan tekanan
gas yang ada didalamnya.
5. Terkena cairan sangat
dingin (Crygenic). Apabila terkena cairan yang sangat dingin, maka cairan
tersebur seketika akan menyerap panas tubuh yang terkena sehingga mengakibatkan
luka seperti terkena luka bakar dan merusak jaringan tubuh, dan luka yang parah
dapat menyebabkan kematian bila tidak mendapatkan pertolongan segera.
2.4 Botol
Baja atau Tabung Gas
1. Identitas dengan pewarnaan terdiri dari
beberapa kelompok.
a) Kelompok gas penyebab tercekik berwarna
Abu-abu
b) Kelompok gas mudah terbakar atau meledak
berwarna Merah kecuali LPG dicat warna
biru
c) Kelompok gas beracun
berwarna Kuning Tua
d) Kelompok gas yang dapat
menyengat berwarna Kuning Muda
e) Kelompok gas untuk
keperluan kesehatan berwarna Putih
f) Kelompok gas campuran
diberiwarna sesuai dengan jenis campuran
g) Zat asam dan gas-gas lain
yang termasuk kelompok gas pengoksidasian berwarna Biru Muda
2. Identitas dengan huruf, pada bagian botol baja
diberi tulisan nama gas yang diisikan, dibuat huruf balok warna hitam
3. Identitas dengan label, ukuran dan tulisan
label disesuaikan dengan jenis, sifat, dan potensi bahaya serta kapasitas botol
baja.
4. Identitas dengan plat
nama atau tanda slagletter. Slagletter harus memberikan keterangan tentang:
a) Nama pemilk
b) Mana penbuat, nomor seri pembatan dan tahun
pembeatan
c) Nama gas yang diisikan bukan symbol kimia
d) Berat botol baja tanta
gas dan valve
e) Tekanan isis yang diijinkan
f) Berat maksimum gas yang diisikan jenis gas
cair
g) Kapasitas tampung air
h) Tanda bahan pengisi bila jenis gas yang
diisikan asetylene dan bulan dan tahun pada waktu uji tekan yang pertama
2.5 Instalasi
Pipa
Instalansi pipa diberi warna yang
berbeda menurut jenis fluida/gas yang mengalir di dalamnya. Instalansi pipa juga diberi identitas dengan
tanda-tanda sebagai berikut:
1. Nama fluida/gas yang mengalir di dalam pipa
ditulis lengkap, bila memungkinkan ditulis pada rumus kimianya
2. Besarnya tekanan pada fluida/gas yang mengalir
di dalam pipa ditulis dengan angka dan satuan tekanan
3. Arah aliran fluida/gas di dalam pipa ditulis
dengan tanda panah dengan warna yang menyolok
2.6 Dasar
Hukum
1. UU Uap tahun 1930
2. Peraturan Uap tahun 1930
3. UU No. 1 tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja
4. Permen No. 01/Men/1982
tentang Bejana Tekan
5. Permen No. 02/Men/1982 tentang Klasifikasi
Juru Las
6. Permen No. 01/Men/1988
tentang Klasifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat Uap
2.7 Ruang
Lingkup
1.
Pertimbangan-pertimbangan
Desain
a. Gambar konstruksi harus memenuhi syarat
mempunyai skala yang cukup dan dapat dibaca dengan jelas
b. Data ukuran-ukuran pesawat serta
bagian-bagiannya harus dituliskan secara jelas
c. Gambar bagian (detail) konstruksi penyambungan
antara satu bagian ke bagian lain harus dicantumkan, sehingga bentuk sambungan
dapat diketahui secara jelas
d. Pelaksanaan pembuatan pesawat uap harus
memenuhi prosedur sesuai dengan standar yang jelas
e. Pelaksanaan pengujian pesawat uap harus
memenuhi prosedur yang berlaku
2. Penempatan ketel uap. Ruang ketel uap adalah
bukan suatu tempat khusus dimana di dalamnya tidak pasti untuk bekerja. Ketel
uap harus ditempatkan dalam suatu ruangan atau bangunan tersendiri yang
terpisah dari ruangan kerja bagian lainnya
3. Penggolongan Bejana Uap
Perbedaan antara ketel uap dan bejana uap
adalah pada fungsi dan operasinya. Ketel
uap adalah sebagai penghasil uap sedangkan bejana uap adalah sebagai penerima
uap dalam kelangsungan suatu proses yang menggunakan instalansi uap.
4. Pengoperasian Pesawat Uap Agar pemeliharaan
ketel uap dapat terlaksana dengan baik, maka perlu diadakan pendidikan dan
latihan terhadap operator ketel uap, juru las untuk pesawat uap, yaitu Pendidikan
operator ketel uap dan Pendidikan dan latihan juru las
2.8 Pemeriksaan
dan Pengujian
Pedoman Pelaksanaan
Pemeriksaan dan Pengujian serta Penerbitan Ijin Pesawat uap:
1.
Pokok-pokok kegiatan dalam pelaksanaan
pemeriksaan dan pengujian
2.
Pokok-pokok kegiatan dalam pelaksanaan penerbitan
ijin pemakaian
3.
Prosedur pemeriksaan dan pengujian
4.
Prosedur penerbitan ijin pemakaian pesawat uap
Pedoman Pelaksanaan dan
Pengujian serta Penerbitan Pengesahan Pemakaian Bejana Tekan:
1.
Pemeriksaan dan pengujian dilakukan oleh ahli K3
spesialis pesawat uap dan bejana tekan
2. Persyaratan keselamatan kerja harus dipatuhi bagi
suatu bejana tekan dan ketentuan teknis pelaksanaan pelaksanaan kegiatan
pemeriksaan dan pengujian serta penertiban pengesahan pemakaian bejana tekan,
harus mentaati undang-undang dan pertauran yang berlaku.
BAB III
PENUTUP
Semua persyaratan yang sudah
ditetapkan dalam undang-undang dan peraturan harus ditaati, mulai dari tahapan
perencanaan, pengoperasian dan pengujian atau pemeriksaan. Materi yang dibahas
sudah cukup untuk menambah wawasan dalam
pelaksanaan pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan.
0 comments:
Posting Komentar