MAKALAH AGAMA ISLAM
TAKDIR
Disusun
Oleh:
Nama
: Varina
Larasati
NPM :
39410345
Kelas :
2-ID05
Program Studi : Teknik Industri
Jurusan : Teknik Industri
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2011
KATA
PENGANTAR
Assaalamualaikum. Wr.Wb
Puji syukur
kehadirat Allah SWT, yang atas berkah dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan
tugas makalah Agama Islam yang berjudul Takdir. Tidak lupa saya sampaikan
terima kasih kepada teman-teman saya 2ID05 yang telah banyak membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, saya terus mengharapkan
bimbingan dari dosen mata kuliah Agama Islam. Harapan saya, semoga makalah ini dapat berguna
bagi para pembacanya. Akhirnya kata saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Bekasi, 5 November 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Takdir
Takdir adalah
ketentuan yang telah ditentukan oleh Allah kepada makhluknya sebelum makhluk
itu diciptakan, dan takdir ini pasti terjadi. Iman kepada Takdir adalah rukun
iman yang keenam. Oleh karena itu orang yang mengingkarinya termasuk ke dalam
golongan orang kafir. Dalil yang menunjukkan wajibnya iman kepada takdir
terdapat dalam Al-Qur'an dan sunnah, yaitu:
“ Tiada sesuatu
bencana pun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada dirimu sendiri melainkan
telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (Al-Hadid:22)
“Sesungguhnya
Kami menciptakan segala sesuatu menurut qadar (ukuran).” (Al-Qamar: 49).
Adapun dari
hadits adalah ketika malaikat Jibril bertanya kepada Nabi Muhammad tentang
iman, maka Nabi Muhammad bersabda, “Iman adalah beriman kepada Allah, malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir, dan beriman kepada takdir baik dan
buruk." (Bukhari Muslim).
Takdir merupakan hal penting
yang harus dipercayai oleh setiap muslim. Karena sesesungguhnya takdir kita
telah ditentukan oleh Allah jauh sebelum kita diciptakan oleh Allah. Jadi
mempercayai takdir dengan sepenuh hati merupakan cerminan keimanan seseorang.
Semakin tinggi iman seseorang semakin yakinlah bahwa segala yang diberikan
Allah kepadanya merupakan ketentuan yang telah ditentukan.
Dan jikalau imannya rendah
maka dia akan menyesali setiap musibah yang ditimpakan kepadanya. Perlu diingat
bahwa, setiap hal yang telah ditentukan pasti terjadi. Dan takdir itu ada yang
bisa dirubah dengan berusaha, yaitu dengan do'a dan usaha. Jikalau kita
berhasil maka sesungguhnya Allahlah yang memindahkan kita dari takdir yang
jelek ke takdir yang baik.
1.2 Takdir Dalam Agama Islam
Umat Islam
memahami takdir sebagai bagian dari tanda kekuasaan Tuhan yang harus diimani
sebagaimana dikenal dalam Rukun Iman. Penjelasan tentang takdir hanya dapat
dipelajari dari informasi Tuhan, yaitu informasi Allah melalui Al Quran dan Al
Hadits. Secara keilmuan umat Islam dengan sederhana telah mengartikan takdir
sebagai segala sesuatu yang sudah terjadi.
Untuk
memahami konsep takdir, jadi umat Islam tidak dapat melepaskan diri dari dua
dimensi pemahaman takdir. Kedua dimensi dimaksud ialah dimensi ketuhanan dan
dimensi kemanusiaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Macam-Macam Takdir
Takdir itu sendiri terbagi atas beberapa kelompok
yaitu:
1.
Takdir Azali (Takdir
Umum)
Yaitu
meliputi segala hal dalam lima puluh ribu tahun sebelum terciptanya langit dan
bumi, ketika Allah menciptakan al-qalam dan memerintahkannya menulis segala apa
yang ada sampai Hari Kiamat. Sebagaimana
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
“Tiada
suatu bencana pun yang menimpa di bumi (tidak pula) pada dirimu sendiri,
melainkan telah tertulis dalam kitab (al-Lauhul Mahfuzh), sebelum Kami
menciptakannya. Sesungguhnya yg demikian itu amat mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hadiid :22)
Dan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
“Allah
telah mencatat seluruh takdir makhluk 50.000 tahun sebelum Allah menciptakan
langit dan bumi.” 1)
“Yang
pertama kali Allah ciptakan adalah Qalam (Pena), lalu Allah berfirman kepadanya
: ‘Tulislah!' Ia menjawab :'Wahai Robb-ku apa yang harus aku tulis?' Allah
berfirman : ‘Tulislah takdir segala sesuatu sampai terjadinya Kiamat.'” 2)
1.
HR. Muslim (no.2633(16)) dan at-Tirmidzi (no.2165), Ahmad (II/169), Abu Dawud
ath-Thayalisi (no.557), dari Shahabat ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash
rodhiyalloohu'anhuma. Lafadz ini milik Muslim
2.
HR. Abu Dawud (no.4700), Shahiih Abu Dawud (no.3933), at-Tirmidzi (no.2155,
3119), Ibnu Abi ‘Ashim dalam as-Sunnah (no.102), al-Ajurry dalam asy-Syari'ah
(no.180), Ahmad (V/317), Abu Dawud ath-Thoyalisi (no.577), dari Sahabat ‘Ubadah
bin ash-Shamit rodhiyalloohu'anhu, hadist ini shahih.
2.
Takdir ‘Umuri
Yaitu
takdir yang diberlakukan atas manusia pada awal penciptaannya, ketika
pembentukan sperma (blatokist) sampai pada masa sesudah itu, dan bersifat umum;
mencakup rizki, perbuatan, kebahagiaan dan kesengsaraan. Sebagaimana sabda
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallam :
“Sesungguhnya
salah seorang dari kamu dikumpulkan diperut ibunya selama 40 hari, kemudian
berbentuk ‘alaqoh (morula/segumpal darah) seperti itu (lamanya), kemudian
menjadi mudhghoh (embrio/segumpal daging) seperti itu (lamanya). Kemudian Alloh
mengutus seorang malaikat diperintah (menulis) empat perkara : rizkinya,
ajalnya, sengsara atau bahagia
Demi
Allah, sesungguhnya seorang dari kamu atau seorang laki-laki akan beramal
seperti amalnya ahli neraka sampai tidak ada jarak antara dia dan neraka
melainkan satu depa atau satu hasta, ternyata catatan takdir telah
mendahuluinya, sehingga ia melakukan amalnya ahli syurga maka ia pun
memasukinya. Dan sesungguhnya seorang laki-laki akan beramal seperti amalnya
ahli syurga sampai tidak ada jarak antara dia dengan syurga melainkan satu
hasta atau dua hasta, ternyata tulisan takdir telah mendahuluinya, sehingga ia
mengamalkan amalnya ahli neraka, maka ia pun memasukinya.”
Takdir
ini lebih khusus dari yang ada di Lauhul Mahfudz.
3.
Takdir Sanawi (Tahunan)
Yaitu
yang dicatat pada malam Lailatul Qodar setiap tahun, seperti firman Alloh
Subhanahu wa Ta'ala :
“Pada
malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar
dari sisi Kami, sesungguhnya Kamu adalah Yang mengutus rasul-rasul.” (QS. Ad-Dukhan :4-5)
Pada
malam itu ditulislah semua apa yang bakal terjadi dalam satu tahun : mulai dari
kebaikan, keburukan, rizki, ajal dan lain-lain, untuk memilah kejadian dan
peristiwa dalam satu tahun, yang kesemuanya itu telah dicatat sebelumnya dalam
Lauhul Mahfudz, juga apa yang ditetapkan dalam takdir ‘umuri yang berkaitan
khusus dengan individu. Dan Allah Maha Menjaga segala sesuatu.
4.
Takdir Yaumi (Harian)
Yaitu
dikhususkan untuk semua peristiwa yang telah ditakdirkan dalam satu hari, mulai
dari penciptaan, rizki, menghidupkan, mematikan, mengampuni dosa, menghilangkan
kesusahan dan lain sebagainya. Sebagaimana firman Alloh Subhanahu wa Ta'ala :
“Setiap
waktu Dia dalam kesibukan.” (QS.
Ar-Rohman : 29)
Maksudnya, apa yang menjadi urusan-Nya
menyangkut makhluk-Nya. Takdir ini dan kedua takdir sebelumnya (‘umuri dan
sanawi) merupakan penjabaran dari taqdir azali.
2.2 Dimensi
Ketuhanan
Dimensi ini merupakan sekumpulan ayat-ayat dalam Al Quran yang
menginformasikan bahwa Allah maha kuasa menciptakan segala sesuatu termasuk
menciptakan Takdir.
1. Dialah Yang Awal dan Yang
Akhir ,Yang Zhahir dan Yang Bathin (QS. Al Hadid [57]:3). Allah tidak terikat
ruang dan waktu, bagi-Nya tidak memerlukan apakah itu masa lalu, kini atau akan
datang).
2. Dia (Allah) telah menciptakan
segala sesuatu dan sungguh telah menetapkannya (takdirnya). (QS.
Al-Furqaan25]:2)
3. Apakah kamu tidak tahu
bahwa Allah mengetahui segala sesuatu yang ada di langit dan bumi. Sesungguhnya
itu semua telah ada dalam kitab, sesungguhnya itu sangat mudah bagi Allah. (QS.
Al-Hajj[22]:70)
4. Dia menciptakan apa yang
dikehendaki-Nya (QS. Al Maa'idah[5]:17)
5. Kalau Dia (Allah)
menghendaki maka Dia memberi petunjuk kepadamu semuanya. (QS. Al-An'am[6]:149)
6. Allah menciptakan kamu
dan apa yang kamu perbuat. (QS. As-Safat[37]:96)
7. Dan hanya kepada
Allah-lah kesudahan segala urusan. (QS. Luqman[31]:22). Allah yang menentukan
segala akibat.
2.3 Dimensi
Kemanusiaan
Dimensi ini
merupakan sekumpulan ayat-ayat dalam Al Quran yang meginformasikan bahwa Allah
memperintahkan manusia untuk berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai
cita-cita dan tujuan hidup yang dipilihnya.
1.
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan
sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada
yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia
(QS. Ar Ra'd[13]:11)
2.
(Allah) Yang menjadikan mati dan hidup,
supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia
Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (QS. Al Mulk[67]:2)
3.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman,
orang-orang Yahudi, Nasrani, Shabiin (orang-orang yang mengikuti syariat Nabi
zaman dahulu, atau orang-orang yang menyembah bintang atau dewa-dewa), siapa
saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian,
dan beramal saleh, maka mereka akan menerima ganjaran mereka di sisi Tuhan
mereka, tidak ada rasa takut atas mereka, dan tidak juga mereka akan bersedih
(QS. Al-Baqarah[2]:62). Iman kepada Allah dan hari kemudian dalam arti juga
beriman kepada Rasul, kitab suci, malaikat, dan takdir.
4.
... barangsiapa yang ingin (beriman)
hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir...
(QS. Al Kahfi[18]:29)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Takdir termasuk kedalam rukun iman. Jadi, takdir harus diyakini oleh
setiap muslim karena tidak ada satu hal pun yang terlepas dari ketentuan Allah.
Takdir adalah ketentuan yang telah ditentukan oleh Allah kepada makhluknya
sebelum makhluk itu diciptakan, dan takdir ini pasti terjadi. Mempercayai
takdir dengan sepenuh hati merupakan cerminan keimanan seseorang. Semakin
tinggi iman seseorang semakin yakinlah bahwa segala yang diberikan Allah
kepadanya merupakan ketentuan yang telah ditentukan.
Karena manusia itu lemah (antara lain tidak tahu akan takdirnya) maka
diwajibkan untuk berusaha secara bersungguh-sungguh untuk mencapai tujuan
hidupnya yaitu beribadah kepada Allah. Dalam menjalani hidupnya, manusia
diberikan pegangan hidup berupa wahyu Allah yaitu Al Quran dan Al Hadits untuk
ditaati.
3.2 Saran
Penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan, masukan dan kritik yang membangun penulis harapkan
dapat diberikan dari para pembaca sekalian.
0 comments:
Posting Komentar